Never Give Up..
Jumat, 31 Januari 2014
dia...
Minggu, 11 Agustus 2013
Hari ini aku kembali...kembali menorehkan sebuah harapan setelah sekian lama aku menutupnya menjadi kelabu...
kini aku kembali dengan sebuah harapan baru..dan cita-cita yang sedang menanti di hadapan ku,aku tahu semua itu tidak instan..semua butuh proses tapi yang terpenting adalah ketika kamu mengandalkan DIA..Dia yang sangat berarti di hidup ku..
Papa..aku tidak akan membuat mu kecewa takkan ku biarakan ada air mata lagi yang jatuh..
Mama aku tahu betapa kau mencintai ku maafkan aku yang tidak ada di samping mu..21 tahun sudah usia ku dan selama itu pula kita tidak pernaj berjumpa..aku jauh dan kau jauh tapi mama tetap di hati ku..doa-doa mu yang membuat aku untuk tetap tegar dan semangat dalam getirnya sebuah kehidupan dunia perantauan..
Bou dan Amang boru..orang tua terbaik yang pernah ku miliki..TUHAN aku mau Engkau menjaga mereka..sampai nanti mereka melihat aku wisuda..
METRO TV WAIT ME..aku ingin menjadi bagian dalam kru kalian dan menjadi seorang jurnalis yang handal..
GOD BLESS ME.....
Selasa, 14 Juni 2011
lanjutan Novel ku
Perpisahan
Satu kata yang aku takutkan dan yang tidak ingin aku ucapkan adalah kata perpisahan.Entah mengapa sangat sulit bagi ku untuk mengucapkan kata itu,aku tidak pernah mengharapkan kata "Perpisahan" itu harus terlontarkan dari mulut ku,tapi itu harus terjadi,sakit memang dan sangat sakit.
" Kita berjanji apa pun yang terjadi kita harus selalu bersama selamanyaaaaaaaaaa!!!!.." itulah janji kami waktu di bukit dulu dan aku tak mampu mengingat kata-kata itu lagi karena aku dan keluarga ku harus pindah dari daerah itu untuk mengubah keadaan keluarga ku menjadi lebih baik lagi.
" Kamu udah lupa yah Hel tentang janji kita dulu?" Tanya salah satu sahabat ku
" Aku tidak pernah lupa kok." Jawab ku.
" Terus kenapa kamu harus pergi?" Tanya Andre & Toni.
" Kalian enggak akan ngerti."
" Gimana kita mau ngerti kamu aja enggak cerita sama kita kenapa kamu dan keluarga mu harus pergi?"
" Aku terdiam sejenak sambil berfikir apa yang harus aku katakan agar mereka mengerti."
" Ya..aku dan keluarga ku pindah ingin mengubah keadaan keluarga ku,di sini kami tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan ini kan bukan rumah kami,aku ingin sekolah seperti kalian tapi mungkin bukan di sini tapi di tempat lain yang jauh di sana yang aku sendiri enggak tahu keluarga ku mau pergi kemana." Jawab ku mencoba menjelaskan.
" Tapi..?..kita enggak mau kamu pergi,kita kan udah janji selalu bersama selamanya jangan pergi ya?" Seru mereka di sertai dengan isakan tangis dan aku pun tak kuasa menahan kesedihan ku harus berpisah dengan sahabat-sahabat kecil ku,sahabat-sahabat terbaik ku.Tapi aku harus pergi karena semua tergantung dari papa.
" Ayoo dek bawa tas mu kita pergi sekarang." Seru papa.
Aku menoleh kebelakang dan aku berlari untuk memeluk sahabat-sahabat ku untuk yang ke dua kalinya,sangat berat melepaskan kepergian ku tanpa mereka,di tempat ku yang baru nanti belum tentu aku memiliki sahabat sebaik mereka.
" Maaf kan aku,aku enggak lupa kok sama janji kita tapi aku harus gimana ini semua tergantung papa ku dan aku gak bisa bantah perintah papa,maafin aku,aku sayang kalian dan aku tidak akan pernah lupa dengan persahabatn kita dan semua kenangan yang pernah kita lalui."
" Kita juga kok enggak akan lupa sama kamu,jangan lupa kirim surat ya sama kita yang di sini atau kalau udah dewasa nanti kamu bisa datang lagi kesini dan kita bisa main kebukit lagi."
Untuk yang terakhir kalinya aku dan sahabat-sahabat ku lari ke bukit dan mengambil pelepah pisang dan kami meluncur dari atas sana ke bawah,itulah hari terakhir ku bersama-sama dengan mereka.
" Daaaaaaaaaaa..dadaaa...jangan lupa kabarin kita ya????!!!!.." Seru mereka sambil melambaikan tangan ke arah ku di sertai dengan isakan tangis.
" Iya.."Ucap ku singkat,aku tak mampu menatap mereka lagi karena aku telah mengingkari janji kami.
" Nemuin papa mu."
" Dimana?"
Aku dan mama sambil menggendong adik ku pergi ke suatu tempat untuk menemui papa dan kami menyebrangi sebuah sungai dengan berjalan kaki,kebetulan airnya sedang surut kalau di pagi hari,aku melihat banyak sekali burung-burung yang sedang berkumpul sambil meminum air sungai begtu kami lewat burung-burung itu langsung berhamburan dan terbang.Pemandangan pagi ini sangat indah,udara yang sejuk dan hari yang sangat cerah terpancar dari warna biru langit yang sangat menawan,tiba-tiba saja aku melihat ada seserorang di atas sana sedang bergelantungan mengenakan pakaian berwarna merah dengan sebuh syal yang ada di lehernya.
" Ha!!??,aneh kok ada orang di langit?,mama lihat deh kok ada orang di sana dia naik pake apa ya ma?" Tanya ku heran.
" Mungkin dia terbang."
" Mana sayapnya?,kok dia gak turun-turun?"
" Mana bisa kita lihat sayang."
" Bagi ku ini sulit di percaya,dia manusia atau hantu ya?" Tanya ku dalam hati.
Tempat ini aneh,kami pun tiba dan aku melihat papa sedang membagi-bagikan beras dan banyak gadis-gadis yang histeris dan mereka mengatakan.
" Aku mau tinggal disini aja,kami gak mau kembali kesna lagi."
" Aneh..,memangnya siapa sih mereka sebenarnya?,aku mendengar kata-kata mereka saat mereka sedang berbicara dengan papa."
" Wanita berbaju merah??" Tanya ku dalam hati berdecak heran.
" Papa bulannya kok besar,apa di dalamnya ada orang ya?" Tanya ku sambil menunjuk.
"..."Papa hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan ku sambil merangkul ku.
"Apa pertanyaan ku tadi aneh ya?" Gumam ku dalam hati,mencoba berfikir.
Tiba-tiba saja bulannya semakin menampakkan bentuknya yang bulat dan besar,dan satu hal yang tidak pernah aku bayangkan adalah ketika ada sosok manusia yang sangat mirip dengan kakak ku keluar dari dalamnya sambil menggenakan syal di lehernya.
" Apakah ini benar-benar nyata???"
" Iya,papa juga lihat."
" Jadi aku tidak sedang bermimpi toh?!!..kok bisa sih pa?,orang tadi kemana ya,apa dia kembali lagi?"
" Kamu kangen kak Indah ya?"
" Mengangguk"Jawab ku.
Malam semakin larut,aku tidak melihat sosok seperti kakak ku kembali ke bulan, yang aku lihat perlahan-lahan bulan itu mulai menghilang dan cahayanya mulai meredup seakan memberitahukan ku bahwa aku harus segera pergi tidur.
Kehidupan yang baru pun segera di mulai,setelah pindah dari daerah ya yang satu ke daerah yang lainnya kini aku dan dan keluarga ku menetap di riau tepatnya di daerah pedalamannya.Ada tanah kosong yang di manfaatkan papa ku dan mendirikan rumah untuk tempat tinggal kami.Untuk semetara kami tinggal di rumah kontrakan saudara yang berada di kota.Awalnya aku berpikir rasa pahit dan trauma yang dulu kurasakan akan hilang dan tidak akan menghantui ku lagi,begitulah kehidupan tidak selamanya berjalan dengan mulus tidak seperti yang kita pikirkan.Aku masih terlalu kecil waktu itu untuk dapat mengerti cara berpikir orang dewasa,lembaran baru telah di buka dan awalnya semua berjalan dengan baik,tenang dan tidak ada pertengkaran dan ada satu hal yang membuat ku bahagia.Aku akhirnya sekolah,akhirnya aku bisa juga merasakan bangku sekolah meskipun semuanya pas-pasan.
" Dek makan dulu" Ucap kakak pertama ku,dia menyodorkan ku pisang goreng yang masih panas dan segelas teh hangat di pagi hari.Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyantapnya.
"hmm...rasanya nikmat sekali" Ucap ku sambil mengubar senyum ke arah kakak ku.Kemudian aku berlalu dari hadapannya.
Pagi ini ada yang aneh,semua anak-anak di sekolah baru ku menatap ku dengan tatapan yang aneh sekali,kemudian aku memandangi diri ku untuk memastikan seragam yang aku pakai benar dan tidak salah.Mereka saling berbisik satu sama lain dan aku sama sekali tidak peduli dengan mereka.
"Siapa yang beragama islam tunjuk tangan" Tiba-tiba saja aku mendengar suara seoarang guru yang sedang berbicara kepada semua murid yang ada di lapangan,semuanya mengajukan tangan,karena aku sama sekali tidak mengerti apa yang di maksud dan aku kurang mendengar begitu jelas akhirnya aku mengajukan tangan seolah-olah aku mengerti.
" Hai kenalin nama ku Nona,nama mu siapa?" Ucap seorang gadis berkuit hitam dengan rambut yang di kuncir tinggi sambil mengulurkan tangganya ke arah ku.Kemudian aku menyambut uluran tanggannya perlahan-lahan.
" Nama K_kku Rachel" Ucap ku dengan terbata-bata.
" Kamu anak baru ya"
" Iya"
" Memangnya kamu dulu sekolah dimana?"
" Duh..(Aku binggung)..gak dari sekolah mana-mana aku baru masuk kok."
" HAAaaaaa...Haaa..haa.."Satu kelas tertawa semua.
" Hssstt...diem-diem..ada guru tuh"Dengan sekejap ruangan kelas diam membisu.
Pelajaran pertama yang diajarkan adalah menulis angka lima (5),hmm aku kesulitan untuk menulis angka lima,aku sama sekali tidak mengerti bahkan aku tidak bisa.Berulang kali aku mencobanya tapi aku selalu gagal,semua teman-teman ku sudah mendapat nilai sementara aku belum,rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya dan berkata " AKU TIDAK BISA!!!!!"Tapi aku hanya dapat terdiam dan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut ku,kemudian aku menutup buku tulis ku dan aku hanya menundukkan kepala ku dengan kedua tangan ku,aku hanya dapat menangis dan menangis.
Minggu, 01 Mei 2011
Di setiap kehidupan ini kita memiliki sebuah mimpi dan cita-cita yang sangat tinggi,bahkan setinggi bintang-bintang yang ada di langit biru sana yang memancarkan sinarnya di malam hari,sinar yang sangat indah dan mengagumkan yang mampu membius setiap orang yang melihatnya.Hidup ini adalah realita yang harus kita jalani dan sampai sebatas mana kemampuan kita untuk dapat bertahan hidup dan meraih apa yang menjadi harapan kita,kadang kita mengeluh,marah,kecewa,dan adanya sebuah pikiran yang merasuk kedalam pikiran kita untuk mengakhiri hidup karena merasa kita tidak mampu lagi untuk bertahan menjalani ini semua bahakan kata-kata “ Kenapa aku harus hidup di tengah-tengah keluarga yang seperti ini? “ atau “ Kenapa sih cobaan hidup gw berat banget,kenapa sih gw terlahir di keluarga yang miskin,gw juga mau merasakan hidup senang jadi orang kaya” kata-kata inilah yang kerap kali terlontar dari mulut kita,kata-kata yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulut kita.Sering kali kita tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki tapi yang ada hanyalah penyesalan.Kita tidak pernah berpikir untuk apa kita ada di dunia ini dan apa yang menjadi kehendak TUHAN untuk hidup kita.
Tahun 1992 tanggal 10-06 aku terlahir di dunia yang sebelumnya tidak pernah aku ketahui rasanya sangat asing bagi ku.Bayi mungil dengan tangisan yang sangat keras itu adalah aku di tambah lagi turunnya hujan yang melengkapi kelahiran ku,aku merasakan hujan tampaknya sangat senang dengan kelahiran ku di dunia ini, di dunia yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Ini adalah kisah ku,kisah dimana aku harus bertahan untuk hidup.Pahitnya hidup membuat aku marah,sedih dan ingin rasanya aku mampu untuk mengubah hidup keluarga ku secepatnya tapi itu membutuhkan proses yang sangat lama.
Hidup yang serba kekurangan dimana mama harus meminjam uang untuk membeli beras hanya untuk kami sekeluarga,aku memiliki tiga orang kakak perempuan dan dua orang adik laki-laki,seharusnya aku juga memiliki empat orang kakak laki-laki tapi TUHAN berkata lain mereka tidak seberuntung aku yang dapat terlahir di dunia ini.
“ Hmm…ini adalah realita hidup ku”
Papa,bagi ku dia adalah sosok yang keras penuh dengan keegoannya,bagi ku dia bukan seorang ayah yang baik tapi dia adalah sosok yang kejam buat ku.Papa tidak pernah menginginkan kelahiran ku dia menginginkan yang lahir adalah sosok seorang anak laki-laki tapi pada kenyataannya akulah yang terlahir seorang anak perempuan yang mungil,aku anak ke empat dari enam bersaudara( Banyak sekali bukan).Jauh dari lubuk hati ku aku mencintai dia karena bagaimana pun juga dia adalah ayah ku,walau pun terkadang aku tidak suka dengan sikapnya yang kasar kepada kami.Hampir setiap hari aku dan adik-adik ku harus menyaksikan pertengakaran demi pertengakaran yang kerap kali terjadi,pukulam demi pukulan kerap kali di alamatkan pada mama.
“Aku geram,aku marah,aku benci laki-laki yang berlaku kasar.”
“ Apa mereka enggak sadar kalau kami anak-anaknya melihat kekerasan itu dimata kami sendiri,aku memegang tangan kedua adik-adik ku dengan eratnya kami bersender pada tiang kayu rumah kami dan berniat untuk kabur dari rumah dan pergi sejauh mungkin,tetapi kami gagal karena satu langkah kami melangkahkan kami keluar papa langsung mengancam kami dengan parang yang ada di tangannya.( Parang adalah sejenis pisau yang panjang yang biasanya digunakan untuk menebas pohon-pohon yang mengganggu tanaman).
“ Mau kemana??!!!!..” Suara teriakan papa yang langsung membuat kami terdiam seketika.
***
Pagi menjelang,matahari sudah mulai menampakkan sinarnya dan kicauan burung-burung mulai bernyanyi menyambut pagi.Tatkala kabut masih menyelimuti permukaan bumi yang semakin menambah kesejukan di pagi hari,ku hirup udara di pagi hari,udara yang sangat menyejukan dan belum tercemar aku seperti merasakan terlahir kembali.
***
FLASH BACK
Aku ingin flash back tentang getirnya kehidupan yang harus aku jalani,aku tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan yang ada hanya pertengkaran dan pertengkaran.
“ Siapa sih yang gak pusing kalau setiap hari di rumah yang ada pertengkaran dan pertengkaran?,rasanya aku tuh mau kabur saja dari rumah dan pergi sejauh mungkin tapi sayangnya pada waktu itu aku masih terlalu kecil untuk melakukan hal itu.”
Mencoba bertahan meskipun aku tidak mampu untuk bertahan.Terkadang bagi ku papa adalah sosok seorang ayah yang baik,perhatian dan sangat melindungi keluarganya.Tetapi sosok baik,perhatian dan sangat melindungi itu tidak akan ku temukan lagi,papa berubah drastis menjadi sosok yang kasar,pemarah dan ringan tangan terhadap mama dan aku mulai membencinya dan tidak mau mengenalnya bahkan aku menyesali kelahiran ku di dunia,di dunia yang dimana aku bertemu dengan dia ( yang aku panggil papa).Namun di balik duka ku ternyata masih terselip kebahagiaan untuk ku,aku di pertemukan dengan Andre,Tony,dan Mia,mereka adalah teman-teman ku di pangkal pinang.Sebelumnya aku memang pernah menetap di pangkal pinang yang pada akhirnya aku di pertemukan dengan mereka.
***
“ Hai kita kebukit yukk..”Ajak Mia
“Ide bagus tuh,boleh-boleh kita main prosotan yahh.” Seru Andre dan Tony
Menjelang sore aku dan teman-teman baru ku bermain di atas bukit menikmati pemandanga di sore hari dan kami bias menyaksikkan matahari terbenam ( Sunset) itu merupakan pemandangan yang sangat indah dan kami nanti-nantikan di kala sore hari.Meluncur dari atas bukit ke bawah tanpa menggunakan alas dan alhasil celana kami menjadi kotor dan robek.
“ Yaaaaaaaa..celana ku kotor terus robek” Seru ku..dengan kebingungan sebab nanti aku pasti di marahi mama.Tetapi aku tidak peduli dan tetap saja melanjutkan permainan kami hingga fajar menyingsing dan sore itu kami selalu menyaksikan matahari terbenam dan menikmati udara di sore hari yang sangat menyejukkan yang memberikan kedamain di hati.Rasanya masa-masa seperti ini tidak mau cepat berakhir.
***
Pekerjaan papa tidak menentu,tapi aku suka sekali dengan pekerjaan papa sebagai penangkar burung.Papa sangat mahir sekali membuat perangkap untuk menangkap burung jadi tidak perlu susah-susah untuk menangkap burung karena papa hanya cukup menaruh perangkat itu di tanah lapang yang cukup luas.
“ Ayo kita liat,siapa tahu udah ada makanan untuk hari ini” ajak papa sambil membawa pisau dan tempat untuk menaruh hasil tangkapan kami.Biasanya papa mengajak ku pada sore hari dan sore itu aku tidak bermain dengan teman-teman ku melainkan menghabiskan waktu ku bersama dengan papa.
“ Ada dua” Seru papa.
“ Ini pa ada lagi.” Ujar ku,sebelumnya aku tidak pernah merasakan kedekatan seperti ini dengan papa tapi entah kenapa sekarang aku jadi dekat dengannya.
Perlahan-lahan papa membuka perangkap yang dibuat papa dan aku yang bertugas untuk menjaga hasil buruan kami sore itu.Burung-burung yang sangat cantik,tapi sepertinya burng itu tampak lemah,aku melihat kakinya terluka dan tidak berdaya untuk terbang atau untuk sekedar berdiri,namun ada satu burung yang tampaknya sangat kuat dan burung itu berhasil melarikan diri dan aku mulai kebingungan dengan kejadian itu.
“ Apa yang harus aku kata kan?”
“Kenapa?”
“Eee..E_ee ini pa..ee anu..”
“Kenapa?”
“ Burungnya lepas,huft” Pasti papa marah ucap ku dalam hati.
“Oh,enggak apa-apa yang penting hari ini kita berhasil.” Jawab papa sembari tersenyum dan menepuk bahu ku.
“Apa???!!!,papa gak marah?”Aku semakin gak percaya.
“ Kok malah melamun ayo pulang.” Ajak papa membuyarkan lamunan ku.
“E_ee iya pa”.
“ Rasanya aku seperti bermimpi karena enggak biasanya papa baik seperti ini,aduh aku berharap selamanya papa seperti ini.”
Di sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku dan papa saling bercengrama dan bertukar-tukar cerita dan papa selalu mengusap-usap kepala ku dengan senyuman manisnya dan tatapan matanya yang tajam.Di sorot matanya tersembunyi sebuah harapan untuk ku,entah mengapa papa tiba-tiba memeluk ku sangat erat dan papa mengeluarkan air mata,aku bisa melihatnya karena papa langsung menghapus air matanya saat aku terkejut dengan kejadian yang barusan, aku seperti bermimpi saja.
@@@
“ Eh ini kebun jagung siapa ya?” Tanya Toni.
“Aku” Jawab ku,(padahal aku berbohong,entah mengapa aku mengatakan hal itu,mungkin pada waktu itu aku masih kecil jadi masih lugu).
“ Wah kalau gitu boleh dong kita ambil?”
“ E_ee..iya tentu saja boleh” jawab ku.
Tanpa pikir panjang lagi kami langsung berbencar dan mulai memetik jagung sebanyak-banyaknya sehingga kami lupa waktu begitu juga dengan ku,tidak ada rasa takut atau rasa khawatir di raut wajah kami.Kami tertawa,berlari kian kemari di tengah hemparan pohon-pohon jagung yang begitu hijau.Dan tanpa kami sadari ada seorang sosok perempuan memakai kaos putih,dengan rambut panjang dan berkulit putih.Sejenak kami terdiam dan saling memandang satu sama lain,lalu kemudia membuang hasil petikan jagung kami ke dalam semak-semak,kami pikir pemiliknya tidak melihat tetapi ternyata kami salah menduga pemiliknya melihat.Tetapi anehnya si pemilik tidak marah malah tersenyum kepda kami.
“ Wah terimakasih ya udah mau membantu saya memanen jagung –jagung ini,kalau mau ambil saja hasil petikan kalian.” Ucapnya dengan nada suara yang lembut di sertai dengan senyuman sehingga kami tidak menjadi takut lagi.
“ Aku kapok,tidak akan lagi dan gak akan terulang lagi,aku menyesal.” Ucap ku dalam hati.
@@@
“ Naboha do ho?,( kamu kenapa?)” Tanya mama dan kakak ku.
Aku hanya terdiam sambil memberikan jagung yang ku petik tadi untuk segera di rebus.
“ Makana unang manakko,ise do na mangajari ho manakko?,( Makanya jangan mencuri,siapa yang mengajari kamu mencuri?)” .Lagi-lagi aku tidak menjawab pertanyaan mama,tiba-tiba saja aku mulai menangis kemudian berlari ke arah mama dan memeluknya dan menceritakan semua yang telah terjadi.
BERSAMBUNG..TUNGGU CERITA SELANJUTNYA YA.....
no tittle
Di setiap kehidupan ini kita memiliki sebuah mimpi dan cita-cita yang sangat tinggi,bahkan setinggi bintang-bintang yang ada di langit biru sana yang memancarkan sinarnya di malam hari,sinar yang sangat indah dan mengagumkan yang mampu membius setiap orang yang melihatnya.Hidup ini adalah realita yang harus kita jalani dan sampai sebatas mana kemampuan kita untuk dapat bertahan hidup dan meraih apa yang menjadi harapan kita,kadang kita mengeluh,marah,kecewa,dan adanya sebuah pikiran yang merasuk kedalam pikiran kita untuk mengakhiri hidup karena merasa kita tidak mampu lagi untuk bertahan menjalani ini semua bahakan kata-kata “ Kenapa aku harus hidup di tengah-tengah keluarga yang seperti ini? “ atau “ Kenapa sih cobaan hidup gw berat banget,kenapa sih gw terlahir di keluarga yang miskin,gw juga mau merasakan hidup senang jadi orang kaya” kata-kata inilah yang kerap kali terlontar dari mulut kita,kata-kata yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulut kita.Sering kali kita tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki tapi yang ada hanyalah penyesalan.Kita tidak pernah berpikir untuk apa kita ada di dunia ini dan apa yang menjadi kehendak TUHAN untuk hidup kita.
Tahun 1992 tanggal 10-06 aku terlahir di dunia yang sebelumnya tidak pernah aku ketahui rasanya sangat asing bagi ku.Bayi mungil dengan tangisan yang sangat keras itu adalah aku di tambah lagi turunnya hujan yang melengkapi kelahiran ku,aku merasakan hujan tampaknya sangat senang dengan kelahiran ku di dunia ini, di dunia yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Ini adalah kisah ku,kisah dimana aku harus bertahan untuk hidup.Pahitnya hidup membuat aku marah,sedih dan ingin rasanya aku mampu untuk mengubah hidup keluarga ku secepatnya tapi itu membutuhkan proses yang sangat lama.
Hidup yang serba kekurangan dimana mama harus meminjam uang untuk membeli beras hanya untuk kami sekeluarga,aku memiliki tiga orang kakak perempuan dan dua orang adik laki-laki,seharusnya aku juga memiliki empat orang kakak laki-laki tapi TUHAN berkata lain mereka tidak seberuntung aku yang dapat terlahir di dunia ini.
“ Hmm…ini adalah realita hidup ku”
Papa,bagi ku dia adalah sosok yang keras penuh dengan keegoannya,bagi ku dia bukan seorang ayah yang baik tapi dia adalah sosok yang kejam buat ku.Papa tidak pernah menginginkan kelahiran ku dia menginginkan yang lahir adalah sosok seorang anak laki-laki tapi pada kenyataannya akulah yang terlahir seorang anak perempuan yang mungil,aku anak ke empat dari enam bersaudara( Banyak sekali bukan).Jauh dari lubuk hati ku aku mencintai dia karena bagaimana pun juga dia adalah ayah ku,walau pun terkadang aku tidak suka dengan sikapnya yang kasar kepada kami.Hampir setiap hari aku dan adik-adik ku harus menyaksikan pertengakaran demi pertengakaran yang kerap kali terjadi,pukulam demi pukulan kerap kali di alamatkan pada mama.
“Aku geram,aku marah,aku benci laki-laki yang berlaku kasar.”
“ Apa mereka enggak sadar kalau kami anak-anaknya melihat kekerasan itu dimata kami sendiri,aku memegang tangan kedua adik-adik ku dengan eratnya kami bersender pada tiang kayu rumah kami dan berniat untuk kabur dari rumah dan pergi sejauh mungkin,tetapi kami gagal karena satu langkah kami melangkahkan kami keluar papa langsung mengancam kami dengan parang yang ada di tangannya.( Parang adalah sejenis pisau yang panjang yang biasanya digunakan untuk menebas pohon-pohon yang mengganggu tanaman).
“ Mau kemana??!!!!..” Suara teriakan papa yang langsung membuat kami terdiam seketika.
***
Pagi menjelang,matahari sudah mulai menampakkan sinarnya dan kicauan burung-burung mulai bernyanyi menyambut pagi.Tatkala kabut masih menyelimuti permukaan bumi yang semakin menambah kesejukan di pagi hari,ku hirup udara di pagi hari,udara yang sangat menyejukan dan belum tercemar aku seperti merasakan terlahir kembali.
***
FLASH BACK
Aku ingin flash back tentang getirnya kehidupan yang harus aku jalani,aku tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan yang ada hanya pertengkaran dan pertengkaran.
“ Siapa sih yang gak pusing kalau setiap hari di rumah yang ada pertengkaran dan pertengkaran?,rasanya aku tuh mau kabur saja dari rumah dan pergi sejauh mungkin tapi sayangnya pada waktu itu aku masih terlalu kecil untuk melakukan hal itu.”
Mencoba bertahan meskipun aku tidak mampu untuk bertahan.Terkadang bagi ku papa adalah sosok seorang ayah yang baik,perhatian dan sangat melindungi keluarganya.Tetapi sosok baik,perhatian dan sangat melindungi itu tidak akan ku temukan lagi,papa berubah drastis menjadi sosok yang kasar,pemarah dan ringan tangan terhadap mama dan aku mulai membencinya dan tidak mau mengenalnya bahkan aku menyesali kelahiran ku di dunia,di dunia yang dimana aku bertemu dengan dia ( yang aku panggil papa).Namun di balik duka ku ternyata masih terselip kebahagiaan untuk ku,aku di pertemukan dengan Andre,Tony,dan Mia,mereka adalah teman-teman ku di pangkal pinang.Sebelumnya aku memang pernah menetap di pangkal pinang yang pada akhirnya aku di pertemukan dengan mereka.
***
“ Hai kita kebukit yukk..”Ajak Mia
“Ide bagus tuh,boleh-boleh kita main prosotan yahh.” Seru Andre dan Tony
Menjelang sore aku dan teman-teman baru ku bermain di atas bukit menikmati pemandanga di sore hari dan kami bias menyaksikkan matahari terbenam ( Sunset) itu merupakan pemandangan yang sangat indah dan kami nanti-nantikan di kala sore hari.Meluncur dari atas bukit ke bawah tanpa menggunakan alas dan alhasil celana kami menjadi kotor dan robek.
“ Yaaaaaaaa..celana ku kotor terus robek” Seru ku..dengan kebingungan sebab nanti aku pasti di marahi mama.Tetapi aku tidak peduli dan tetap saja melanjutkan permainan kami hingga fajar menyingsing dan sore itu kami selalu menyaksikan matahari terbenam dan menikmati udara di sore hari yang sangat menyejukkan yang memberikan kedamain di hati.Rasanya masa-masa seperti ini tidak mau cepat berakhir.
***
Pekerjaan papa tidak menentu,tapi aku suka sekali dengan pekerjaan papa sebagai penangkar burung.Papa sangat mahir sekali membuat perangkap untuk menangkap burung jadi tidak perlu susah-susah untuk menangkap burung karena papa hanya cukup menaruh perangkat itu di tanah lapang yang cukup luas.
“ Ayo kita liat,siapa tahu udah ada makanan untuk hari ini” ajak papa sambil membawa pisau dan tempat untuk menaruh hasil tangkapan kami.Biasanya papa mengajak ku pada sore hari dan sore itu aku tidak bermain dengan teman-teman ku melainkan menghabiskan waktu ku bersama dengan papa.
“ Ada dua” Seru papa.
“ Ini pa ada lagi.” Ujar ku,sebelumnya aku tidak pernah merasakan kedekatan seperti ini dengan papa tapi entah kenapa sekarang aku jadi dekat dengannya.
Perlahan-lahan papa membuka perangkap yang dibuat papa dan aku yang bertugas untuk menjaga hasil buruan kami sore itu.Burung-burung yang sangat cantik,tapi sepertinya burng itu tampak lemah,aku melihat kakinya terluka dan tidak berdaya untuk terbang atau untuk sekedar berdiri,namun ada satu burung yang tampaknya sangat kuat dan burung itu berhasil melarikan diri dan aku mulai kebingungan dengan kejadian itu.
“ Apa yang harus aku kata kan?”
“Kenapa?”
“Eee..E_ee ini pa..ee anu..”
“Kenapa?”
“ Burungnya lepas,huft” Pasti papa marah ucap ku dalam hati.
“Oh,enggak apa-apa yang penting hari ini kita berhasil.” Jawab papa sembari tersenyum dan menepuk bahu ku.
“Apa???!!!,papa gak marah?”Aku semakin gak percaya.
“ Kok malah melamun ayo pulang.” Ajak papa membuyarkan lamunan ku.
“E_ee iya pa”.
“ Rasanya aku seperti bermimpi karena enggak biasanya papa baik seperti ini,aduh aku berharap selamanya papa seperti ini.”
Di sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku dan papa saling bercengrama dan bertukar-tukar cerita dan papa selalu mengusap-usap kepala ku dengan senyuman manisnya dan tatapan matanya yang tajam.Di sorot matanya tersembunyi sebuah harapan untuk ku,entah mengapa papa tiba-tiba memeluk ku sangat erat dan papa mengeluarkan air mata,aku bisa melihatnya karena papa langsung menghapus air matanya saat aku terkejut dengan kejadian yang barusan, aku seperti bermimpi saja.
@@@
“ Eh ini kebun jagung siapa ya?” Tanya Toni.
“Aku” Jawab ku,(padahal aku berbohong,entah mengapa aku mengatakan hal itu,mungkin pada waktu itu aku masih kecil jadi masih lugu).
“ Wah kalau gitu boleh dong kita ambil?”
“ E_ee..iya tentu saja boleh” jawab ku.
Tanpa pikir panjang lagi kami langsung berbencar dan mulai memetik jagung sebanyak-banyaknya sehingga kami lupa waktu begitu juga dengan ku,tidak ada rasa takut atau rasa khawatir di raut wajah kami.Kami tertawa,berlari kian kemari di tengah hemparan pohon-pohon jagung yang begitu hijau.Dan tanpa kami sadari ada seorang sosok perempuan memakai kaos putih,dengan rambut panjang dan berkulit putih.Sejenak kami terdiam dan saling memandang satu sama lain,lalu kemudia membuang hasil petikan jagung kami ke dalam semak-semak,kami pikir pemiliknya tidak melihat tetapi ternyata kami salah menduga pemiliknya melihat.Tetapi anehnya si pemilik tidak marah malah tersenyum kepda kami.
“ Wah terimakasih ya udah mau membantu saya memanen jagung –jagung ini,kalau mau ambil saja hasil petikan kalian.” Ucapnya dengan nada suara yang lenbut di sertai dengan senyuman sehingga kami tidak menjadi takut lagi.
“ Aku kapok,tidak akan lagi dan gak akan terulang lagi,aku menyesal.” Ucap ku dalam hati.
@@@
“ Naboha do ho?,( kamu kenapa?)” Tanya mama dan kakak ku.
Aku hanya terdiam sambil memberikan jagung yang ku petik tadi untuk segera di rebus.
“ Makana unang manakko,ise do na mangajari ho manakko?,( Makanya jangan mencuri,siapa yang mengajari kamu mencuri?)” .Lagi-lagi aku tidak menjawab pertanyaan mama,tiba-tiba saja aku mulai menangis kemudian berlari ke arah mama dan memeluknya dan menceritakan semua yang telah terjadi.
Selasa, 30 Maret 2010
Bagi hidup ku
bahwa ketika aku dilahirkan…
Tuhanku berkehendak untuk ketika itu… saat yang sama dimana aku terlahir….
Ibu… walau kini kita tak bersama sejak pertama ibu menghadirkan aku… aku tidak pernah kehilangan kasih… aku tetap memiliki kelembutan dari dalam hati dan diri ini… karena aku dilahirkan oleh ibu… yang memiliki KASIH YANG ABADI dalam diri Ibu.. Sebuah Anugrah Abadi dari Tuhan.
Ibu.. Aku rindu dan kangen sama Ibu… walau sejak awal… tidak pernah aku melihat bayanganmu apalagi wajahmu… Kalaulah boleh aku meminta…. jangankan wajah.. walau hanya sebatas bayanganmu aku ingin melihatmu ada….. walau hanya sedetik ada dan berdiri di depanku.
Ada kerinduan amat sangat selama ini untuk merasakan kasih sayangnya…. belaian tangan lembutnya… sama seperti aku melihat orang lain begitu hangat..nyaman.. damai bahagia dalam pelukan ibu tercinta… bahkan aku melihat saat dewasa pun mereka begitu akrab… di saat yang lain wujud keakraban itu dapat kulihat ketika sang ibu menyuapi anaknya yang sudah dewasa… terbayang betapa bahagianya…. terlukis sebuah rasa bahagia yang sulit untuk diungkapkan…
Namun.. kuasa Tuhanku.. Anugrah Tuhanku… memang tidak akan pernah bisa dibayangkan… tidak dapat terpikirkan… keadilan yang luar biasa Tuhanku nyatakan dalam kehidupanku… Aku memiliki keluarga / orang tua, ibu yang begitu sayang… begitu luar biasa perhatiannya buat aku… sungguh sebuah wujud kasih yang tidak akan pernah mampu terbalaskan walau dengan apapun…. Yang luar biasanya aku sama sekali tidak memiliki hubungan kekerabatan atau pun hubungan darah / keluarga dengan mereka…
Ketika aku pergi, atau bahkan pulang kerja… atau kemana pun aku pergi… lalu kembali pulang…… Saat aku membuka pintu selalu sudah tersedia makanan minuman di meja t4 tinggalku… For this, i always remember …
Bahkan tempat dimana aku tinggal dan selanjutnya menjalani hidup dan atkifitasku itu pun disiapkan dan diberikan sementara untuk aku tempati…. TUHANKU…ENGKAU TAHU… BAHWA AKU SELALU BERDOA MEMOHON PADAMU SAYANGILAH KELUARGA INI… Aku sadar bahwa aku tidak akan pernah mampu membalas kasih dan perhatian yang begitu luar biasa besarnya dalam kehidupanku ini.
Hanya yang mampu aku berikan adalah DOAku dan yang mampu kuucapkan adalah dan Ungkapan Terima kasih yang sebesar-besarnya…
Inilah wujud keadilan Tuhan bagi Hidupku… Aku yakin hal ini pasti terjadi juga bagi sesama yang lain. Oleh karena itu bagi yang masih memiliki ibu… jangan tunggu lagi… sayangi dan bahagiakanlah ibu… Namun.. kini bagi yang tidak bersama lagi dengan ibu.. yakinlah bahwa kasih dan kelembutan hatinya akan terus dan tetap menjadi bagian dalam kehidupan anaknya. Amin.